Jumat, 10 Juni 2016

Tes Alergi Pada Anak

Untuk mengetahui jenis alergi yang diderita anak-anak, sebaiknya dilakukan tes atau uji coba secara klinis. Berikut akan kita bahas tentang jenis tes untuk mengetahui alergi pada anak, tetapi sebelumnya dilakukan wawancara terlebih dahulu terhadap orang tua anak.
Jenis Tes Alergi Pada Anak-anak
Tes tusuk kulit (Skin Prick Test)Fungsinya: memeriksa alergi pada anak terhadap alergen yang dihirup ( seperti debu, tungau, serbuk bunga) dan alergen makanan (susu, udang, kepiting), hingga 33 jenis alergen atau lebih.
Prosedur:
  • syaratnya usia anak minimal 3 tahun, dan dalam keadaan sehat (tidak sedang panas dan lain-lain) serta ia tidak baru meminum obat yang mengandung antihistamin (anti-alergi) dalam 3–7 hari (tergantung jenis obatnya).
  • dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam kemudian kulit diberi alat khusus yang disebut ekstrak alergen yang diletakkan di atas kulit dengan cara diteteskan. Ekstrak alergen ini berupa bahan-bahan alami, misalnya berbagai jenis makanan, bahkan tepung sari.
  • karena dilakukan untuk anaka-anak, sehingga tidak menggunakan jarum suntik biasa tetapi menggunakan jarum khusus, sehingga tidak mengeluarkan darah atau luka, serta tidak menyakitkan
  • hasil tes ini dapat diketahui dalam waktu 15 menit
  • apabila positif alergi terhadap alergen tertentu, maka reaksi yang akan timbul adalah bentol merah yang gatal di kulit
  • dilakukan oleh dokter yang betul-betul ahli di bidang alergi-imunologi karena tehnik dan interpretasi (membaca hasil tes) lebih sulit dibanding tes lain
Tes kulit intrakutan
  • Fungsinya : untuk mengetahui alergi pada anak terhadap obat yang disuntikkan
Prosedur:
  • usia anak minimal 3 tahun
  • tes dilakukan di bagian kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit
  • hasil tes dapat dibaca setelah 15 menit
  • dinyatakan positif, maka reaksi yang muncul adalah timbul bentol, merah dan gatal.
Tes tempel (Patch Test)
Fungsinya: untuk mengetahui alergi pada anak, yang disebabkan oleh kontak terhadap bahan kimia, contohnya penyakit dermatitis atau eksim.
Prosedur:
  • syaratnya sama seperti dengan jenis tes sebelumnya, yaitu usia anak harus minimal 3 tahun
  • dua hari sebelum tes tempel (patch test), anak tidak boleh melakukan aktivitas yang menghasilkan keringat atau mandi.
  • karena tes akan dilakukan di daerah punggung (kulit punggung), maka punggung anak juga tidak diperbolehkan terkena gesekan dan harus bebas dari obat oles, krim atau salep
  • tes ini akan menempatkan bahan-bahan kimia dalam tempat khusus (finn chamber) lalu ditempelkan pada punggung anak
  • selama tes dilakukan yaitu 48 jam, anak tidak diperbolehkan terlalu aktif bergerak (berkeringat)
  • hasil tes bisa diketahui setelah 48 jam
  • apabila positif, anak alergi terhadap bahan kimia tertentu maka pada kulit punggung anak akan timbul bercak kemerahan atau melenting
Tes RAST (Radio Allergo Sorbent Test)
Fungsinya: untuk mengetahui alergi pada anak terhadap alergen hirup dan alergen makanan.
Prosedur:
  • tidak ada batasan usia anak, jadi anak usia berapa pun
  • tidak menggunakan obat-obatan
  • sampel serum darah anak akan diambil sebanyak 2 cc lalu diproses dengan mesin komputerisasi khusus
  • hasilnya dapat anda ketahui setelah 4 jam
Tes provokasi dan eliminasi makanan
Fungsinya: mengetahui alergi pada anak terhadap makanan tertentu.
Prosedur:
  • tidak ada batasan usia anak, jadi anak usia berapa pun
  • diagnosa alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesis atau riwayat penyakit anak dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan dan tanda serta gejala alergi makanan sejak kecil
  • menggunakan metode Provokasi Makanan Secara Buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge atau DBPCFC), yang merupakan standar baku. Namun karena cara DBPCFC ini rumit dan membutuhkan biaya serta waktu tidak sedikit, beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap metode ini. Salah satunya, dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”. Caranya: dalam diet sehari-hari, anak diwajibkan menghindari beberapa makanan penyebabalergi selama 2–3 minggu. Setelah itu, bila sudah tidak ada keluhan alergi, maka dilanjutkan dengan provokasi makanan yang dicurigai. Selanjutnya, dilakukan diet provokasi 1 bahan makanan dalam 1 minggu dan bila timbul gejala dicatat. Disebut sebagai penyebab alergi bila dalam 3 kali provokasi menimbulkan gejala. Tak perlu takut anak akan kekurangan gizi, karena selain eliminasi diet ini bersifat sementara, anak dapat diberi makanan pengganti yang ditiadakan tetapi masih memiliki kandungan nutrisi setara.
Tes provokasi obat
Fungsinya: mengetahui alergi pada anak terhadap obat yang diminum.
Prosedur:
  • tidak ada batasan usia anak, jadi anak usia berapa pun
  • metode yang digunakan adalah DBPC (Double Blind Placebo Control) atau uji samar ganda
  • pasien meminum obat dengan dosis dinaikkan secara bertahap, lalu ditunggu reaksinya dengan interval 15–30 menit.
  • dalam satu hari, hanya boleh satu macam obat yang dites. Bila perlu dilanjutkan dengan tes obat lain, jaraknya minimal satu minggu, bergantung dari jenis obatnya.

Manfaat Teh Hijau Untuk Kesehatan

Teh Hijau merupakan jenis teh populer di kalangan para wanita. Hal ini karena teh hijau mempunyai manfaat sebagai zat yang bisa menurunkan berat badan. Tidak salah memang. Akan tetapi perlu diketahui bahwa manfaat teh hijau untuk kesehatan tak hanya itu saja. Ada lagi yang lain. Apa saja manfaat teh hijau untuk kesehatan? Berikut ini adalah uraiannya.
1. Pencegah kanker. Hal ini karena pada teh hijau terkandung zat antioksidan. Zat antioksidan ini mampu menangkal radikal bebas penyebabkanker. Mengonsumsi teh hijau secara teratur bisa menurunkan risiko kanker sebesar 18%.
2. Membentuk jantung yang sehat. Hal ini karena teh hijau mampu menurunkan kolesterol darah dan membakar bentuk lemak jahat yang ada di dalam tubuh. Dengan begitu, jantung akan terhindar dari penyakit serangan jantung dan stroke.
3. Menjaga awet muda. Hal ini karena teh hijau mempunyai zat yang disebut sebagai katekin dan polifenol. Dua zat ini di dalam penelitian terbukti sebagai antioksidan yang mencegah peradangan tubuh dan menjaga tubuh agar selalu produktif dan elastis.
4. Menciptakan hati (liver) yang sehat. Hal ini karena zat yang ada di dalam teh hijau yang mampu membuang racun yang ada di dalam tubuh. Hal ini tentu saja menguntungkan hati (liver) sebagai tempat yang bisa mendetoksifikasi racun tubuh.
5. Menurunkan berat badan. Hal ini karena teh hijau mampu meningkatkan metabolisme tubuh agar selalu optimal. Dengan begitu, lemak yang ada di dalam tubuh akan terbakar dan tidak sempat tertimbun.
6. Pelancar pencernaan. Hal ini karena teh hijau merupakan perangsang proses pencernaan. Di sini, teh hijau akan mengurangi pembentukan gas dan mengobati peradangan yang terjadi di dalam usus. Dengan begitu, sistem pencernaan menjadi lancar.
7. Pencegah diabetes. Hal ini jelas karena teh hijau akan membakar semua bentuk gula yang ada di dalam tubuh menjadi energi tanpa membiarkannya berlama-lama dalam bentuk glukosa. Dengan begitu, kadar glukosa darah tidak akan sempat naik dan tetap stabil.
8. Mencegah arthritis. Hal ini karena teh hijau berhubungan dengan pencegahan peradangan jaringan kartilago yang biasanya berhubungan dengan penyakit arthtritis.
9. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini karena teh hijau mampu mengurangi dan mencegah penyakit flu, bahkan hingga penyakit kelamin. Penelitian membuktikan juga bahwa teh hijau mampu mengurangi proses penuaan. Dan ini artinya kita mempunyai kesempatan untuk hidup lebih lama.
10. Mencegah penyakit Alzheimer dan Parkinson. Hal ini terkait dengan kemampuannya sebagai zat yang mampu membuat awet muda.
11. Mencegah pembentukan plak gigi dan jerawat akibat bakteri. Hal ini terkait dengan kemampuannya sebagai zat antiperadangan akibat bakteri.
Itulah beberapa di antaranya manfaat teh hijau untuk kesehatan. Mengonsumsi teh hijau secara teratur akan membuat manfaat-manfaat tersebut semakin efektif.

Diet Wanita untuk Anak Cerdas

Wanita mana yang tidak ingin tampil menarik dan langsing? Dan mempunyai anak yang cerdas? Wahhh semuanya mau dong ya.. kita sebagai wanita ditakdirkan untuk mempunyai keturunan..inginnya tentu keturunan yang “sempurna”.

the new you
Untuk itulah sebagai wanita harus sering update ilmu.  Salah satu ilmu berikut adalah tips diet untuk wanita calon ibu.
1. Dilarang diet saat hamil
Wanita harusnya diet saat sebelum dan sesudah hamil saja. Karena diet saat hamil dapat beresiko mengakibatkan janin kekurangan gizi tertentu sehingga mengalami cacat fisik atau mental. Disaat hamil biasanya dokter menganjurkan anda untuk konsumsi obat tambahan untuk menambah vitamin dan mineral yang lengkap, dan kandungan asam folat yang cukup.
2. Jika gemuk wajib diet sebelum hamil
Diantara semua metode diet, sebenarnya yang disarankan WHO hanya satu, yaitu diet RENDAH KALORI. Sekarang ini banyak sekali pilihan produk makanan atau minuman tambahan yang dapat menggantikan makan, tugas kita memilih produk yang terbaik dan terpercaya tentunya, misalnya produk nutrishake dari oriflame kandungan gizi alami dan seimbang dengan nilai energi total persajian sama dengan 70 kkal (kebutuhan perhari kurang lebih 2000kkal)
3. Menyusui agar anak cerdas dan ibu cepat langsing kembali
Cadangan lemak di dalam tubuh dapat diubah secara otomatis menjadi energi dengan cara menyusui si buah hati. Saat menyusui, ibu membutuhkan tambahan kalori sebesar 700-800 kalori (jadi total 2700-2800kkal perhari) perlu diingat kualitas makanan jauh lebih penting daripada kuantitas makanan itu sendiri. Konsumsilah juga  makanan yang mengandung zat perangsang air susu ibu, vitamin dan kalsium untuk tulang ibu dan si buah hati.
4. Mulai diet setelah melahirkan 4-6 bulan
Ini disaat si buah hati sudah mulai mendapatkan makanan tambahan selain air susu ibu atau biasa disebut mpasi (makanan pendamping asi)
namun hati-hati ya..bijaklah dalam memilih metode diet, seperti yang sudah dijelaskan tadi diet terbaik hanya dengan rendah kalori. Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung penekan nafsu makan, atau pelarut lemak karena menimbulkan resiko kepada si buah hati anda. Dan konsumsi vitamin , kalsium untuk penunjang tulang ibu dan anak harus tetap dilakukan.

Dampak dari Imunisasi yang Tidak Lengkap

Apa bahayanya jika Anak Anda tidak dikasih Imunisasi yang Lengkap? Pertanyaan ini biasanya terngiang hampir di semua Orang Tua yang baru saja memiliki seorang Bayi. Ya, pemberian Imunisasi pada seorang Bayi sangatlah penting termasuk ketepatan waktu dan berbagai macam jenisnya. Nah sayangnya banyak Orang Tua yang cukup teledor untuk memberikan Anaknya Imunisasi, seperti hanya memberikan beberapa Imunisasi yang penting saja. Padahal jika mereka tahu bahayanya, mungkin mereka akan berpikir dua kali untuk melakukan hal tersebut.
Sebenarnya mengapa banyak Orang Tua yang teledor melakukan Imunisasi? Anda tahu sendiri, Jaman Modern sekarang setiap orang dituntut untuk bisa bekerja keras agar bisa mendapatkan uang yang banyak serta kenaikan pangkat dalam waktu yang cepat. Akibatnya, banyak para Orang Tua yang kemudian menjadi Workaholic dan lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan Program Imunisasi sang Anak. Ya, mereka menganggap Imunisasi itu bisa dilakukan kapan saja dan hanya beberapa yang penting. Nah, tahukah Anda… pendapat mereka salah besar.
Program Imunisasi tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus sesuai jadwal lahir dan usia dari sang Bayi, karena pemberian Imunisasi yang terlambat bisa dikatakan hampir percuma karena biasanya sang penyakit sudah “ngendon” duluan di dalam tubuh sang Bayi. Nah agar Anda para calon Orang Tua tidak kecolongan dalam hal Imunisasi Anak, maka Anda perlu tahu Bahayanya jika Anak Anda tidak dikasih Imunisasi yang Lengkap, yaitu :
1. Penyakit Akan Mudah Menyerang
Tentu saja, jika Anak Anda hanya mendapatkan Imunisasi yang seperlunya seperti DTP dan juga Hib, bukan berarti Anak Anda akan kebal terhadap penyakit menular secara umum. Penyakit berbahaya seperti Hepatitis A, Hepatitis B, Campak, dan bahkan juga Polio akan sangat mudah dan beresiko menyerang Anak Anda. Dengan kata lain untuk urusan penyakit di atas kekebalan Anak Anda sama dengan kekebalan Anak yang tidak di Imunisasi. Nah apakah Anda mau jika buah hati Anda hanya memiliki kekebalan yang seperlunya saja?
2. Mudah Tertular Orang yang Sakit
Sudah pasti Anak Anda akan mudah terserang Penyakit Berbahaya yang menular seperti Polio apabila di tubuh Anak Anda tidak ada system pertahanan yang menjaganya dengan penuh. Tidak perduli itu datang dari Bakteri itu sendiri ataupun bahkan dari hasil penularan yang dilakukan oleh orang lain. Misalkan Anak Anda sudah di Imunisasi dengan polio-0 saat lahir tapi kemudian sejak saat itu Anak Anda tidak pernah lagi di Imunisasi Polio.
Hasilnya Vaksin Polio tersebut hanya melindungi seadanya dan hanya dalam waktu yang singkat saja, setelah itu Anak Anda benar-benar tanpa perlindungan apapun untuk mencegah Penyakit Polio datang padanya. Dan inilah yang menyebabkan sang Anak akhirnya terserang Polio kendati sebelumnya sudah divaksin.
3. Ada Efek Samping
Vaksin sengaja diberikan secara bertahap karena mengikuti kemampuan dari Bayi Anda untuk menerima Vaksin tersebut. Nah ada beberapa Vaksin awal yang sifatnya adalah aman untuk jangka waktu tertentu setelah itu akan menimbulkan efek samping. Karena itu ada bentuk Vaksin-2, Vaksin-3, Vaksin-4 dan seterusnya, karena selain memperpanjang usia Vaksin juga berguna untuk menghilangkan efek samping dari Vaksin yang ada sebelumnya. Dan ini adalah salah satu Bahayanya jika Anak Anda tidak dikasih Imunisasi yang Lengkap, yang sering kali tidak ketahui oleh para Orang Tua.

Jenis-jenis Imunisasi yang harus Anda Ketahui beserta Khasiatnya

Memberikan Imunisasi pada Bayi dan Anak Anda adalah hal yang sangat penting. Ya, pemberian kekebalan tubuh ini akan mendukungnya untuk tumbuh dewasa menjadi Anak yang sehat dan produktif. Jika membahas tentang Imunisasi maka akan cukup banyak jenis Vaksin yang harus Anda pahami mulai Vaksin Tuberkulosis, Tetanus, Hepatitis sampai dengan Polio. Nah kali ini Anda akan belajar tentang Jenis-jenis Imunisasi yang harus Anda ketahui beserta Khasiatnya.
1. Imunisasi BCG
Jenis Imunisasi ini digunakan untuk memberikan ketahanan atau kekebalan pada tubuh sang Anak dari Penyakit Tuberkulosis (TBC) yang berupa Virus Tubercle Bacilli yang berada dalam darah. Vaksin BCG ini diberikan 1 kali sebelum Anak memasuki usia 2 bulan. BCG sendiri singkatan dari Bacillus Calmette Guerrin dan Vaksin ini berisi BCG hidup yang dilemahkan sekitar 50.000 – 1.000.000 partikel / dosis, jadi tidak berbahaya bagi tubuh.
2. Imunisasi DTP
Imunisasi jenis ini berisi 3 Vaksin yang berfungsi untuk melindungi sang Anak dari penyakit Difteri, Tetanus dan juga Pertusis. Difteri sendiri adalah berupa infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan yang bisa menyebabkan permasalahan yang cukup serius. Tetanus berasal infeksi dari bakteri yang dapat menyebabkan bagian tubuh tertentu terasa kaku dan juga kejang-kejang. Sementara Pertusis disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang daerah saluran pernafasan sehingga penderita biasanya mengalami batuk cukup parah dan nafas yang berbunyi tinggi.
3. Imunisasi Campak
Penyakit campak ini sering kali menyerang Anak-anak yang tumbuh menjadi remaja dan biasanya hanya menyerang sekali dalam seumur hidup. Meskipun begitu, Anda harus waspada karena penyakit ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Vaksin campak ini baru bisa diberikan saat Anak berusia 9 bulan atau bahkan lebih.
4. Imunisasi Hib
Jenis Imunisasi ini akan memberikan Anak kekebalan terhadap infeksi Haemophilus influenza tipe B (Hib). Hib ini bisa menyebabkan berbagai permasalahan seperti Miningitis, dan juga infeksi pada tenggorokan yang cukup parah.
5. Imunisasi MMR
Jenis Imunisasi ini memberikan perlindungan bagi sang Anak dari penyakit-penyakit yang cukup berbahaya seperti Campak dan Gondongan. Penyakit Campak sendiri bisa menyebabkan sang Anak terkena demam, mata yang terus berair, batuk dan pilek tidak berhenti dan juga kulit yang terlihat beruam. Jika ini dibiarkan maka akan melangkah ke stadium lanjut dimana bisa menyebabkan infeksi pada telinga dan pembengkakan otak yang tentunya bisa menyebabkan kematian.
Sementara Gondongan sendiri bisa menyebabkan masalah fatal pada bagian buah zakar sehingga bisa menyebabkan kemandulan. Biasanya vaksin MMR ini disuntikkan sebanyak 2 kali. Vaksin ini biasanya diberikan pada Anak yang sudah memasuki usia 15 bulan, dan bisa menjadi pengganti dari Vaksin Campak. Sehingga setelah Vaksin MMR ini diberikan, maka Vaksin Campak sudah tidak perlu diberikan lagi kepada sang Anak.
6. Imunisasi Polio
Inilah salah satu Imunisasi Paling Penting dari Jenis-jenis Imunisasi yang harus Anda Ketahui beserta Khasiatnya. Penyakit yang satu ini sudah memakan korban yang cukup banyak dan bahkan saking banyaknya, Anda bisa melihat dengan jelas manakah orang yang terkena Polio. Penyakit Polio ini bisa menyebabkan kelumpuhan seluruh anggota badan dan ini adalah penyakit yang berbahaya. Vaksin Polio biasanya diberikan ketika Bayi yang baru lahir, berikutnya diberikan lagi saat Bayi berumur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 bulan dan 5 tahun.

Migrain Pada Anak-Anak

Migrain pada anak-anak? Mana Mungkin!
Itu biasanya reaksi para orang dewasa. Namun tahukah Anda bahwa migrain pada anak-anak adalah sebuah fakta yang sangat mungkin terjadi. Banyak orang dewasa, termasuk para orang tua mengabaikan sakit kepala yang dialami oleh anak-anak sebagai pusing biasa saja. Tapi sebaiknya mulai saat ini, perhatikan keluhan anak bila mengalami sakit kepala karena bisa jadi itu migrain.
Klasifikasi migrain pada anak tergantung dari gejala yang diperlihatkan. Hal yang paling umum disebabkan oleh tegang syaraf yang disertai rasa mual, kunang-kunang, kepekaan terhadap cahaya, sakit kepala serta juga disertai sakit kepala. Migrain pada anak-anak diperlihatkan melalui muntah yang seringkali terjadi secara periodik baik disertai sakit kepala maupun tidak.
Migrain pada anak-anak dan remaja terjadi pada usia antara 5 dan 15 tahun, bahkan lebih muda dan migrain dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa migrain adalah penyakit yang diturunkan. Jika orang tua memiliki penyakit migrain pada awalnya, sangat mungkin bahwa anak mereka akan mengalami hal serupa. Namun, migrain pada anak-anak mungkin berbeda dari orang tua dalam hal gejala dan pengobatan yang tepat. Meskipun demikian, pada ahli dan dokter spesialis belum menemukan asal usul migrain.

Pemicu Migrain Pada Anak-Anak

Seperti halnya migrain pada orang dewasa, migrain pada anak-anak juga disebabkan oleh beberapa faktor seperti stress. Faktor pemicu lain yaitu gangguan kepribadian, kebiasaan makan, infeksi sinus, masalah mata dan dampak kebiasaan gaya hidup orang dewasa seperti paparan asap rokok. Makanan pun bisa menjadi pemicu migrain, seperti: Keju, cokelat, kedelai, kacang, ragi, kismis, jamur, alpukat, pisang, dan kafein.
Beberapa orang tua menyalahkan kegiatan sekolah yang berat mengakibatkan anak mereka menderita migrain seperti banyak PR, les, ekstrakulikuler, dan kegiatan sekolah lainnya dari pagi hingga sore. Memang bisa saja itu terjadi, namun orang tua harus juga menyadari bahwa anak harus belajar manajemen waktu dan tanggung jawab sebagai bekal saat dewasa nanti. Untuk itu diperlukan pengawasan yang tepat guna menangani hal ini.
Orang tua dan orang dewasa lain di sekitar anak yang menderita migrain harus menyadari pemicu ini untuk meminimalkan frekuensi terjadinya migrain.

Penanganan Migrain Pada Anak

Migrain pada anak harus ditangani dengan benar. Jangan memberikan obat yang biasa digunakan orang dewasa saat migrain kepada anak-anak. Karena efek samping yang mungkin timbul dapat saja terjadi bahkan dalam dosis kecil. Untuk itu, hubungilah dokter untuk menganalisa dan memberikan obat yang tepat. Pengobatan khas rumah seperti kompres bisa digunakan untuk pertolongan pertama.

Gangguan Saraf Pada Bayi

Saraf pada manusia berkembang sejak janin di dalam kandungan. Perkembangan otak sangat pesat pada saat janin berusia 6 minggu sampai dengan usia 5 tahun di luar kandungan. Oleh karena itu pada masa tersebut dikenal dengan istilah Golden Age – masa keemasan. Jika pada masa itu bayi mengalami gangguan saraf, maka perkembangannya dapat mengalami kendala atau gangguan yang berdampak ketika ia dewasa. Berbagai gangguan saraf yang dapat terjadi pada bayi antara lain adalah :
  1. Hidrocephalus.
    Gangguan ini dapat terjadi pada mulai saat bayi masih berada di dalam kandungan disebabkan oleh parasit. Parasit yang menginfeksi pada umumnya terkandung di dalam tubuh ibu yang sedang mengandung. Parasit penyebabnya antara lain adalah TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex Virus). Hidrocephalus berupa pembesaran pada rongga kepala dan berisi cairan. Hidrocephalus menyebabkan [erkembangan sistem koordinasi bayi menjadi terhambat.
  2. Kerusakan tabung saraf
    Kerusakan tabung saraf terjadi saat awal kehamilan. Pada kondisi ini bayi pada umumnya dilahirkan dalam kondisi meninggal atau mengalami keguguran. Namun bagi bayi yang lahir hidup dapat mengalami cacat saraf permanen dan bahkan usianya tidak lama.
  3. Serebral Palsi
    Gangguan saraf pada bayi lainnya adalah Serebral Palsi atau kelumpuhan otak. Siapa orang tua yang menginginkan bayinya mengalami kelumpuhan otak? pasti tidak ada. Kelumpuhan otak ini dapat berakibat bayi tidak dapat melakukan aktivitas layaknya yang dapat dilakukan oleh bayi normal. Bayi mengalami perkembangan yang sangat lambat bahkan sebagian besar bayi terlambat berbicara dan sulit melakukan gerak motorik. Ciri umum kelumpuhan otak sudah nampak sejak usia bayi 3 – 6 bulan dengan gejala perkembangan yang terhambat serta menghilangnya beberapa kemampuan bayi seperti merangkak, duduk dan aktivitas motorik kasar lainnya.
  4. Autisme.Gangguan sistem saraf yang sering dijumpai sebenarnya merupakan gangguan pada sel purkinje. Gangguan ini bersifat genetik yaitu terjadi pembesaran otak secara abnormal. Anak yang menderita autisme cenderung mengalami tingkah laku tidak wajar seperti takut yang berlebih terhadap sesuatu hal, tidak memiliki fokus ataupun konsentrasi pada lingkungan sekitar, sering mengulang aktivitas dan tingkah laku menyimpang lainnya. Autisme juga tidak sedikit diikuti yang diikuti dengan gejala hiperaktivitas. Gangguan saraf pada bayi ini dapat diberikan terapi namun membutuhkan waktu yang tidak sedikit serta biaya yang cukup besar.
Keempat penyakit di atas merupakan gangguan saraf pada bayi yang sering terjadi. Untuk itu, para ibu hendaknya memperhatikan perkembangan bayi sejak dalam kandungan dengan cermat, sehingga apabila diketahui ada kelainan ataupun penyakit seperti gangguan saraf pada bayinya, dapat segera diketahui dan ditindaklanjuti.

Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak

Ada pepatah mengatakan bahwa wanita adalah tiang suatu Negara. Sebenarnya tidak berlebih jika terdapat kalimat demikian. Karena wanita merupakan makhluk yang secara kodrati melahirkan anak, dan menjadi pelestari jenisnya. Meskipun tanpa kehadiran pria, seorang wanita juga mustahil memiliki keturunan, namun wanita lah yang selanjutnya mengambil fungsi utama di dalam proses reproduksi hingga terlahir seorang bayi dan selanjutnya berkembang menjadi anak yang lebih besar. Untuk itu kesehatan Ibu, Bayi dan Anak sangat perlu mendapatkan perhatian ekstra.
Negara memberikan jaminan penuh khususnya bagi kesehatan ibu dan anak. Di Indonesia, saat ini sudah terdapat jaminan kesehatan bagi ibu semenjak mempersiapkan pernikahan melalui imunisasi, hingga ibu mengandung, melahirkan serta merawat bayi di luar kandungan. Gizi dan kesehatan anak pun diberi perhatian yang cukup oleh pemerintah. Pada saat ibu hamil, maka terdapat program pemeriksaan rutin terhadap kandungan, dilanjut dengan program melahirkan gratis bagi keluarga kurang mampu dan selanjutnya program imunisasi dan posyandu. Semua memiliki harga yang sangat terjangkau bahkan gratis untuk melahirkan melalui jaminan persalinan. Hal tersebut menunjukkan kepedulian Negara terhadap status kesehatan ibu bayi dan anak.
Telah diketahui bahwa kesehatan ibu sangat memberikan dampak besar bagi kesehatan bayi yang dilahirkan serta tingkat perkembangan bayi menjadi anak yang lebih besar. Bisa dibayangkan apabila seorang ibu mempunyai kualitas kesehatan yang rendah, misalnya terjadi gizi buruk di mana asupan gizi bagi ibu hamil dan menyusui akan memberikan pengaruh terjadinya mal nutrisi pada bayi yang dikandung dan menurunkan kualitas air susu. Padahal asupan ibu akan menjadi bahan makanan bagi janin melalui plasenta dan bayi yang minum ASI. Maka kekurangan gizi pada ibu akan menimbulkan ketimpangan dalam perkembangan anak. Bahkan sampai anak sudah disapih pun, kesehatan ibu penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya. Ibu yang sehat  mampu memberikan pendidikan dan kelayakan hidup bagi anak-anaknya, baik melalui aktivitas rumah tangga maupun ekonomi. Betapa pentingnya kesehatan ibu bayi dan anak.

Manfaat Imunisasi untuk Bayi dan Anak

Anda pasti sudah sering mendengar istilah Imunisasi, tapi mungkin Anda belum tahu lebih dalam apakah sebenarnya Imunisasi dan apa manfaat dari Imunisasi ini. Nah, Program Imunisasi ini adalah cara terbaik untuk melindungi seseorang dari serangan penyakit yang berbahaya dan juga mematikan khususnya bagi Bayi dan Anak-anak. Banyak sekali kematian akibat penyakit bisa dicegah dengan menggunakan Imunisasi ini, akan tetapi banyak orang yang masih meragukan tentang keamanannya. Berikut akan dijelaskan apakah manfaat Imunisasi untuk Bayi dan Anak.
Imunisasi di Indonesia mulai dikenal oleh masyarakat pada tahun 1970 dimana saat itu yang ditarget tentu saja Bayi dan Anak-anak. Ya, pemberian Imunisasi pada Bayi ini bertujuan agar tidak rentan terkena penyakit sejak dini sehingga ketika tumbuh Dewasa, Bayi tersebut bisa hidup dengan sehat dan aktif. Sejak dulu, Imunisasi ini pada dasarnya bertujuan untuk membangkitkan kekebalan tubuh yang ada didalam tubuh manusia sehingga mampu menepis penyakit berbahaya yang akan menyerang tubuh, tanpa menimbulkan efek samping atau pun efek berbahaya lainnya.
Ada beberapa penyakit infeksi yang cukup berbahaya dan bisa dicegah dengan baik oleh Imunisasi ini, di antaranya : Penyakit Polio, Campak, Hepatitis A, Hepatitis B dan juga Tetanus. Memang tidak semua penyakit ini membahayakan jiwa manusia, akan tetapi jika tidak diberikan Imunisasi untuk mencegahnya maka kejadian seperti cacat tubuh sangat mungkin untuk terjadi. Nah untuk lebih jelasnya mengenai Imunisasi, berikut adalah Manfaat Imunisasi untuk Bayi dan Anak :
1. Menghindarkan Bayi dari Serangan Penyakit
Tentu saja seorang Ibu atau Ayah yang mengikutkan anaknya dalam program Imunisasi ingin agar anaknya kebal dari berbagai macam penyakit yang cukup berbahaya dan menular. Ya, dengan melakukan Imunisasi sejak dini ini akan memberikan Bayi kehidupan yang sehat hingga dirinya tumbuh menjadi dewasa dan juga aktif.
2. Memperkecil Kemungkinan Terjadinya Penyakit Menular
Hmm.. apakah mungkin ini bisa? Ya tentu saja, dengan memberikan Imunisasi pada sang Bayi, maka Anda sudah menambah jumlah manusia yang memiliki kekebalan tubuh tinggi terhadap penyakit. Sehingga apabila jumlahnya semakin banyak, kemungkinan besar sangat sedikit penyakit menular yang masih berkeliaran di luar sana. Tentunya Anda sebagai Orang Tua bisa bernafas lega karena Anda tidak perlu khawatir dengan Anak Anda yang hobi bermain di luar atau bersosial dengan yang lainnya.
3. Meningkatkan Kesehatan Nasional
Manfaat Imunisasi ini selain bisa menghindarkan para Bayi dan Anak-anak dari penyakit menular juga bisa meningkatkan taraf kesehatan nasional. Ya, semakin banyak Anak yang sudah diberikan imunisasi maka akan semakin memperkecil penyakit untuk menyebar dimanapun termasuk taraf nasional. Apabila Imunisasi ini dibudayakan oleh semua orang maka bukan tidak mungkin jika mereka pun yang belum di Imunisasi secara lengkap bisa merasa aman dari penyakit tersebut. Dan tentunya ini akan sangat menyenangkan bukan?
Begitu besar Manfaat Imunisasi untuk Bayi dan Anak Anda, jadi apakah saat ini Anda masih meragukan program Imunisasi yang sangat direkomendasikan oleh para Ahli Kesehatan ini? Boleh saja Anda masih ragu dan takut efek sampingnya karena memang Imunisasi menggunakan obat-obatan yang bersifat kimia, akan tetapi ada baiknya Anda mengkonsultasikan permasalahan ini dengan para Dokter ataupun Ahli Kesehatan, sehingga nantinya Anda bisa mendapatkan penjelasan yang baik dan Anak Anda juga tidak terlambat dalam pencegahan penyakit.

Tips Agar Diet Terasa Menyenangkan

Lupa kalau sedang diet bisa disebabkan oleh melambatnya aliran darah ke otak, sehingga bagian pusat memori kehilangan fungsinya untuk mengingat-ingat. Demikian juga rasa bosan, sering muncul tiba-tiba karena bagian pengatur rasa senang di otak tidak bekerja.
Agar diet terasa menyenangkan dan tidak mudah terlupakan karena bosan, ada beberapa cara mudah yang bisa dilakukan seperti diutip dari MensHealth.com, Kamis (2/8/2012) berikut ini.

1. Tak Perlu hindari makanan favorit
Semisal lebih suka nasi putih daripada nasi merah, maka tidak perlu ragu untuk mengonsumsi nasi putih meski nasi merah dikatakan jauh lebih sehat. Alan Aragon, MS, ahli nutrisi dari Menshealth mengatakan asalkan masih 80-90 persen sesuai dengan kebutuhan serat utuh atau dengan pengolahan minimal, maka sumber karbohidratnya tidak perlu diganti.

Penjelasan rasional dari saran tersebut adalah masalah rasa. Ketika seseorang merasa nyaman dan enak dengan makanannya, maka orang tersebut akan lebih teratur mengonsumsinya dan jika konsisten maka keberhasilannya dalam jangka panjang akan lebih besar.

2. Gunakan kedua tangan bergantian
Meski bukan orang kidal, tidak ada salahnya sesekali memegang sendok dengan tangan kiri dan garpu dengan tangan kanan. Para peneliti dari University of Southern California mengatakan bahwa makan dengan tangan yang kurang dominan bisa membuat seseorang lebih perhatian dengan apa yang dia makan sehingga terhindar dari makan berlebihan.

"Apapun yang bisa Anda lakukan pada kebiasaan fisik saat makan, pasti akan membantu," kata David Neal, PhD, direktur Empirica Research terkait saran tersebut.

3. Seimbangkan kalori yang masuk dan yang keluar dengan olahraga rutin
Cukup seimbangkan pembakaran energi dengan asupan kalori yang dikonsumsi, sekedar untuk menghindari perasaan sia-sia karena sudah susah-susah mengatur pola makan.

Diet yang baik tidak akan ada manfaatnya kalau tidak dikombinasikan dengan aktivitas fisik yang seimbang. Aragon mengatakan bahwa olahraga sama pentingnya dengan pengaturan makan yang baik, lalu menyarankan untuk berolahraga minimal 3 kali seminggu masing-masing selama 30-60 menit. - Tips Agar Diet Terasa Menyenangkan.

Makanan Padat Pertama Untuk Bayi

                                                    Makanan Padat Pertama Untuk Bayi 
Selama 50 tahun dokter anak telah merekomendasikan makanan padat pertama bagi bayi yang tepat adalah sereal beras putih. Sereal beras putih bebas gluten dan bebas alergi, yang mudah dicerna oleh kebanyakan bayi.
Tapi Dr. Alan Greene, dokter anak di Stanford University telah mempelajari hal ini dan menyatakan bahwa sereal beras putih rentan terhadap obesitas. Bahkan sereal beras putih merupakan salah satu epidemi obesitas pada anak.

"Sereal beras putih memang bermanfaat terhadap pencernaan, tetapi sereal ini juga tinggi kalori dan terbuat dari tepung putih olahan. Hal ini sama saja seperti membuat bayi Anda seperti makan sesendok gula," kata Greene seperti dilansir dari abcnews, Rabu (6/6/2012)

Sebaliknya, Greene menyarankan bahwa sereal beras merah atau gandum padat yang dikombinasikan dengan bubur buah-buahan dan sayuran adalah pilihan yang sehat untuk bayi. Perbedaan kandungan glukosa pada beras putih dan beras merah sangat besar.

"Obesitas adalah tentang kelebihan kalori, bukan tentang makanan tertentu. Ide untuk memfokuskan perhatian terhadap sereal beras merah dibandingkan beras putih diperkaya bukan merupakan strategi yang tepat," kata Keith Ayoob, seorang profesor pediatri di Albert Einstein College of Medicine.

Perilaku orangtua juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kesehatan bayi. Orangtua yang memberi makan bayi untuk menenangkan bayi ketika rewel dan bukan ketika bayi lapar, lebih mungkin untuk berkontribusi terhadap kelebihan berat badan daripada memilih untuk memberi makan sereal beras putih atau beras merah.

American Academy of Pediatrics tidak membedakan antara sereal beras putih atau sereal beras merah, tapi malah merekomendasikan bahwa sereal yang baik untuk bayi Anda adalah yang diperkaya zat besi. - Makanan Padat Pertama Untuk Bayi.

Kamis, 09 Juni 2016

7 Tips Agar Pencernaan Lancar Dan Terhindar Dari Sembelit

                                                           Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 7 Tips Agar Pencernaan Lancar dan Terhindar Dari Sembelit

7 Tips Agar Pencernaan Lancar Dan Terhindar Dari Sembelit

  • Hentikan kebiasaan ngemil diantara jam makan
Jangan makan cemilan dahulu sebelum makanan yang Anda makan sebelumnya telah selesai dicerna. Jika jarak antara sarapan, ngemil dan makan siang terlalu sedikit, saluran pencernaan Anda akan mengalami penumpukan makanan dan akan menyebabkan sembelit.
  • Kurangi konsumsi makanan olahan
Makanan olahan atau makanan kemasan memiliki umur simpan tertentu dan biasanya mengandung pengawet yang tidak baik untuk kesehatan pencernaan.
  • Cegah dehidrasi
Salah satu alasan sembelit adalah karena Anda mengalami dehidrasi. Ketika tubuh mengalami dehidrasi, usus besar adalah organ yang pertama kali merasakan akibatnya. Usus besar yang sehat memiliki persentase cairan yang sangat tinggi.

Tubuh Anda juga membutuhkan cairan dari usus besar untuk mendukung organ-organ tubuh lainnya. Oleh karena itu Anda perlu banyak minum air hingga 8 gelas per hari.
  • Kurangi konsumsi makanan yang sifatnya kering
Makanan yang kering seperti kacang, keripik, dan biskuit dapat menghambat proses pencernaan dan menyebabkan sembelit. Ketika Anda mengonsumsinya, perbanyaklah minum air putih.
  • Rajin Berolahraga
Olahraga dapat meningkatkan aliran darah ke usus dan meningkatkan motilitas gastrointestinal. Sehingga pencernaan lancar dan terhindar dari sembelit.
  •  Pijat perut
Berikan pijatan lembut pada perut ketika sedang bersantai atau dalam keadaan perut yang tidak penuh. Hal ini akan membuat kondisi perut Anda rileks dan tenang sehingga mampu mencerna makanan dengan baik.
  • Tarik napas panjang
Luangkan waktu untuk menarik napas panjang, tujuannya adalah untuk meningkatkan aliran darah ke sistem pencernaan. Saat bernapas, sistem saraf Anda akan tenang dan mampu memperlancar proses pencernaan. - 7 Tips Agar Pencernaan Lancar dan Terhindar Dari Sembelit.

Peran Orangtua Terhadap Terjadinya Obesitas Pada Anak

                                            Peran Orangtua Terhadap Terjadinya Obesitas Pada Anak
seorang anak yang kerap tidak akur dan sering berselihih dengan orangtuanya memiliki resiko mengalami obesitas 2x lebih besar.
Studi terbaru yang dimuat pada of Paediatric menyatakan, seorang anak yang memiliki hubungan kurang baik dengan orangtua khususnya ibu memiliki resiko mengalami kegemukan atau obesita sebesar 26,1% ketika berumur 15 tahun. Sedangkan anak yang memiliki hubungan baik dengan si ibu hanya beresiko sebesar 13%.
Penelitian yang dipimpin oleh Prof Sarah Anderson ini menyatakan, hubungan secara emosional anak dengan ibunya secara tidak langsung bisa mempengaruhi pola makan pada anak. Orangtua yang renggang dengan anaknya rentan sekali kesulitan mengajari si anak bagaimana cara mengahadapi stres, akhirnya pola dan jadwal makan terganggu.

”Sebenarnya obesitas di usia anak-anak dapat dicegah dengan membina hubungan emosional antara anak dengan orangtua, daripada membuat aturan pola makan pada anak,” ungkap Prof Sarah Anderson.

Menurutnya, kemampuan seorang mengatasi stres bukan hanya berpengaruh pada pola dan jadwal makannya tetapi berpengaruh juga pada pola tidur. Anak yang rentan mengalami stres cenderung sulit memulai tidur, sehingga metabolismenya terganggu dan mengakibatkan obesitas.

Hubungan antara ibu dan anak yang kurang baik dianggap juga memiliki kedekatan emosional yang buruk. Hasil dari studi ini menunjukkan, faktor kedekatan emosi bukan hanya berpengaruh pada psikologis tetapi berpengaruh juga pada fisik si anak.

Kegemukan atau obesitas pada anak bisa berhubungan erat dengan resiko beberapa penyakit seperti diabetes mellitus juga penyakit jantung. Semua resiko ini sebenarnya bisa dihindari dengan mengatur pola makan, mengatasi stres dan olahraga secara rutin - Peran Orangtua Terhadap Terjadinya Obesitas Pada Anak.

Tantangan Umum Bagi Ibu Saat Memberikan ASI

                                                       Tantangan Umum Bagi Ibu Saat Memberikan ASI
Banyak hal yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI. Meski begitu, sebagian besar tantangan ini umumnya bisa diatasi dengan bantuan konsultan laktasi. Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja tantangan yang umum dijumpai saat memberikan ASI, berikut adalah ulasannya seperti yang dipaparkan dalam laman healthychildren.org : 

  • Rasa yang berubah
Satu hal yang perlu dipertimbangkan ketika bayi Anda tak mau lagi menyusu adalah apakah rasa ASI Anda telah berubah. Rasa ASI dapat berubah karena beberapa alasan, misalnya mengonsumsi  makanan yang berbeda, pengaruh obat, olahraga berat yang dapat menyebabkan penumpukan sementara asam laktat, infeksi payudara seperti mastitis, perubahan rasa kulit yang disebabkan oleh penggunaan lotion, krim atau minyak pada payudara.

Menghindari faktor pemicu di atas mungkin dapat mendorong bayi untuk menyusui pada tingkat yang normal. Jika Anda mengalami mastitis ( (infeksi pada jaringan payudara), segera konsultasikan ke dokter. Setelah infeksi diobati, rasa ASI anda akan kembali normal. 

Jika bayi Anda lebih cepat berhenti menyusu, cobalah memijat payudara Anda dan memompa sedikit susu sebelum Anda mulai menyusui. Dengan cara ini, ASI Anda akan mengalir lebih cepat dan bayi Anda akan merasa lebih puas.


  • Stres
Jika Anda tidak yakin bahwa rasa ASI yang menyebabkan masalah, pertimbangkanlah apakah Anda sedang mengalami ketegangan atau stres. Ketidaknyamanan emosional tersebut dapat dikomunikasikan kepada bayi Anda untuk mengurangi tingkat stres. Seorang ibu memang tidak bisa selalu bebas dari stres, tetapi untuk saat-saat tertentu (sebelum menyusui), lakukanlah kegiatan yang menyenangkan yang bisa membuat pikiran Anda rileks. Mengambil waktu untuk santai sejenak tidak hanya membantu bayi Anda mendapatkan lebih banyak ASI tetapi juga menurunkan tingkat stres pada diri Anda sendiri. 

  • Penyakit
Adanya penyakit tertentu yang dialami bayi mungkin akan membuatnya lebih sulit untuk menyusui. Menurunnya minat makan yang disertai kelesuan, muntah demam, atau diare, batuk, atau kesulitan bernapas mungkin mengindikasikan suatu penyakit tertentu. Konsultasikan kepada dokter anak atau dokter keluarga jika bayi Anda menolak makan.

Penyakit pada bayi dapat mempengaruhi pola makan bayi sehingga menurunkan jumlah ASI yang diterimanya. Jika bayi Anda mengalami pilek dan menyebabkan hidung tersumbat, mungkin akan sulit baginya untuk bernapas saat makan. Membersihkan saluran hidung bayi dengan semprotan sebelum makan dapat membantu mengatasi sumbatan pada hidung untuk sementara. Masalah lain seperti ingin tumbuh gigi juga dapat menyebabkan sakit gusi saat menyusui. 


  • Gumoh
Gumoh adalah kondisi yang seringkali menimpa hampir setiap bayi. Namun sebenarnya kondisi ini tidak perlu terlalu dikhwatirkan. Selama bayi Anda tampak nyaman dan tidak mengalami masalah berat badan, hal itu tampaknya bukan menjadi masalah serius. Tetapi bila gumoh terlalu sering dialami oleh bayi, memang harus diwaspadai. Bisa jadi ini adalah gejalagastroesophageal reflux disease (GERD), sehingga perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Gumoh sebetulnya dapat diminimalkan dengan membuat suasana menyusui tenang dan santai. Hindari interupsi, suara yang mengagetkan bayi, cahaya terang, dan gangguan lainnya. Cobalah untuk menggendong bayi Anda lebih tegak selama dan setelah menyusui. Jangan mengajak bayi Anda bermain segera setelah ia selesai menyusu.

Jika bayi Anda muntah beberapa kali dan melihat darah atau warna hijau gelap ketika ia muntah, hubungi dokter anak segera. Biasanya dokter akan memantau berat badannya dan memeriksa tanda-tanda penyakit yang lebih serius.


  • Dehidrasi
Cara terbaik untuk memastikan bayi Anda mendapatkan cukup ASI adalah untuk memantau kondisi fisiknya, berat badan, dan isi popoknya. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak jika Anda melihat anak Anda tidak menunjukkan minat makanan, mulut atau mata kering, atau memproduksi popok basah lebih sedikit dari biasanya. Ini mungkin tanda-tanda dehidrasi. Dehidrasi berat umumnya jarang terjadi pada bayi yang cukup mendapat ASI. Dehidrasi pada bayi bisa sangat berbahaya atau bahkan mengancam jiwa dan yang paling mungkin terjadi ketika bayi menolak untuk makan, sering muntah atau diare. - Tantangan Umum Bagi Ibu Saat Memberikan ASI.

5 Manfaat Kasih Sayang Ibu Bagi Kesehatan Anak

                                                     5 Manfaat Kasih Sayang Ibu Bagi Kesehatan Anak
Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 5 Manfaat Kasih Sayang Ibu Bagi Kesehatan Anak - Ada ungkapan kasih ibu sepanjang masa, ternyata hal ini bukan hanya isapan jempol belaka. Karena manfaat kasih sayang ibu bagi kesehatan mulai dari perkembangan otak hingga kehidupan seks.

"Hubungan pertama si anak adalah dengan ibu yang bisa mempengaruhi hubungan emosional di kemudian hari," ujar profesor dan psikiater Allan Schore, PhD dari UCLA, seperti dikutip dari Everyday, Sabtu (22/12/2012).

Penelitian mendukung teori ini, studi terbaru menunjukkan ikatan antara ibu dan anak bisa mempengaruhi otak, jantung, tubuh dan bahkan kehidupan seks seseorang. Ini dia manfaatnya:


  •  Bisa menjadi nutrisi bagi otak
Kasih sayang ibu tidak hanya baik untuk jantung dan jiwa, tapi juga nutrisi bagi otak. Peneliti di Washington University School of Medicine melakukan scan terhadap anak usia 7-10 tahun. Didapatkan anak yang mendapatkan asuhan dan dukungan dari ibu memiliki bagian otak hippocampus yang lebih besar dibanding anak yang kurang mendapat kasih sayang.

Hippocampus adalah daerah otak yang terlibat dalam memori dan pembelajaran, serta menjadi kunci perkembangan masa kanak-kanak dan juga prestasi akademisnya di sekolah.

Sedangkan bagi si ibu, kasih sayang yang diberikan pada anaknya membuat otaknya juga bertambah besar selama baru menjadi ibu, terutama di daerah yang berhubungan dengan kesenangan, penilaian, penalaran dan perencanaan.


  • Lebih sehat saat usia setengah baya
Orang-orang dengan ibu yang sangat mencintai dan mengasuh dengan tulus membuatnya berisiko lebih rendah terkena penyakit sindrom metabolik seperti diabetes tipe 2. Para peneliti berspekulasi, hal ini berhubungan dengan tingkat stres yang lebih rendah saat mendapat kasih sayang ibu sehingga risiko terjadi peradangan dan sensitivitas insulin juga menurun.

  • Menurunkan risiko obesitas
Studi dari Ohio State University menemukan ikatan emosional yang lemah antara ibu dan anak dikaitkan dengan kemungkinan anak memiliki kelebihan berat badan di kemudian hari. Bahkan dalam studi ini lebih dari 25 persen balita obesitas saat remaja karena memiliki hubungan yang buruk dengan ibunya.

  • Memiliki kehidupan seks yang sehat
Penelitian menemukan ibu turut membantu mensosialisasikan anak-anaknya terhadap tanggung jawab seksual, sehingga bisa membantu anak memiliki pandangan yang tepat mengenai seks. Serta gadis yang memiliki ikatan emosional kuat dengan ibunya cenderung memiliki kehidupan seks yang lebih baik.

  • Hubungan romantis yang lebih stabil
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science mengungkapkan anak yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan yang kurang dari orang tua terutama ibu cenderung memiliki hubungan romantis yang tidak stabil.

Meski begitu hasil ini bukanlah sebab akibat, karena itu bukan berarti jika tidak memiliki hubungan yang sehat dengan ibu, ia tidak akan memiliki hubungan yang baik dengan pasangan. - 5 Manfaat Kasih Sayang Ibu Bagi Kesehatan Anak.

Selain Gizi Olahraga Juga Penting Untuk Pertumbuhan Anak

Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Selain Gizi Olahraga Juga Penting Untuk Pertumbuhan Anak - Pemenuhan nutrisi atau gizi seimbang pada anak Indonesia menduduki peringkat 121 dari seluruh negara di dunia pada tahun 2013 dan masih di bawah rata-rata Human Development Index (HDI). Hal ini menyebabkan kurang optimalnya fase tumbuh kembang anak.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memberikan pemenuhan yang tepat untuk mengoptimalkan kecerdasan dan juga tumbuh kembang tubuh anak. Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Prof Dr Ir H Musliar Kasim, MS.

"Salah satunya dengan menerapkan kebiasaan makan yang baik seperti minum susu dan berolah raga rutin sejak dini kepada anak-anak," katanya saat berbicara dalam temu media di Kementerian Pendidikan Nasional, seperti ditulis Selasa (28/5/2013).

Senada dengan hal ini, spesialis gizi klinik yang juga Guru Besar Universitas Andalas Prof dr Fasli Jalal, PhD, SpGK mengatakan, setelah melewati golden period yang tak boleh diabaikan adalah pemenuhan gizi dan energi.

"Pemenuhan gizi dan energi anak usia pra sekolah dan usia sekolah dasar mengoptimalkan pertumbuhan fisik yang cepat (growth spurt) dan kinerja otak untuk proses pembelajaran anak serta untuk aktivitas fisik yang tinggi," jelas Prof Fasli.

Tetapi, Prof Fasli berpesan agar tidak juga bergantung pada susu sebab banyak sumber nutrisi lain yang dapat digunakan untuk pengganti susu. "Masih banyak alternatif selain susu seperti dari sumber hewani dan nabati. Untuk lemak, bisa dicari dari buah-buahan yang kaya lemak," tambahnya.

Dan yang terpenting adalah untuk mengurangi kekurangan gizi (stunting dan wasting) kombinasi makanan kaya zat makro (karbohidrat, lemak, protein) dan mikro (vitamin, mineral, air, serat) sangat diperlukan. "Zat makro dapat ditemukan dalam segelas susu yang dapat membantu anak melakukan aktivitasnya sehari-hari," katanya.

Nah, mulailah mengoptimalkan tumbuh kembang anak Anda dengan pemenuhan nutrisi seimbang serta mengajak anak berolah raga. - Selain Gizi Olahraga Juga Penting Untuk Pertumbuhan Anak.


                                                      Selain Gizi Olahraga Juga Penting Untuk Pertumbuhan Anak 

INSTRUMEN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

FUNGSI INSTRUMEN:
  1. Sebagai alat untuk memudahkan pekerjaan;
  2. Sebagai alat yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu tindakan/pekerjaan;
  3. Sebagai alat proteksi (pelindung)  
PENGELOLAAN/PERAWATAN INSTRUMEN :
  1. Instrumen steril : Instrumen yang bebas dari mikroorganisme pathogen dan sporanya;
  2. Instrumen non steril : Instrumen yang bebas dari mikroorganisme pathogen (tapi sporanya masih ada);
  3. Bahan habis pakai  : Bahan/barang yang hanya dapat digunakan  1 kali dalam melakukan tindakan/memberikan pelayanan kepada pasien dan tidak dapat digunakan pada pasien lain 
Seperangkat alat yang digunakan dalam melaksanakan praktik/tindakan kebidanan: